Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Apa kabarnya Ayah, Bunda dan kakak-kakak? Semoga selalu ada dalam rahmat dan keberkahan NYA.
Hari ini, PAPI mau share tentang do’a nih. Ada yang tahu apa itu do’a? Do’a adalah sarana untuk berkomunikasi dan membangun relasi dengan Allah SWT. Luar biasa kan.
Mau tahu gak, kenapa PAPI hari ini share tentang do’a? Apalagi judulnya Do’a yang terjawab. Seperti judul-judul sinetron, ya, hehe….
Begini, ceritanya…. Eitsss…, tunggu dulu, sebelum ke cerita, PAPI lupa belum share bahasan tentang do’a yang lebih terperincinya nih. Mari kita bahas dulu sedikit ya, agar pengetahuan kita pun bertambah.
Ayah, Bunda dan Kakak-kakak sekalian, do’a itu ada dua, yaitu: Do’a Permintaan sama Do’a Ibadah.
Do’a Permintaan
Ya… betul. Ini adalah pengertian do’a yang pasti kita pahami selama ini, yaitu dengan ucapan lisan kita memohonkan permintaan kebaikan yang kita inginkan untuk diri kita atau dijauhkan dari keburukan.
Do’a Ibadah
Yaitu ibadah kita, karena hakikatnya setiap kita melakukan ibadah sudah barang tentu ingin mendapatkan cinta Allah SWT. Tujuannya sama, kebaikan yang kita inginkan dan jauh dari keburukan.
Bisa kita tanyakan kepada diri kita sendiri; mengapa mendirikan shalat, puasa, zakat, bersedekah dan mau berbagi dengan adik-adik yatim? Jawabannya sudah pasti ingin mendapatakan pahala dan kebaikan lainnya yang bermuara pada surga NYA Allah SWT, meski tidak diucapkan dengan lisan.
Surat Al-Baqarah Ayat 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Arti: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Dari tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia memberikan penjabaran; Apabila engkau -wahai Nabi- ditanya oleh hamba-hamba-Ku tentang kedekatan-Ku dan kesediaan-Ku mengabulkan doa mereka, maka sesungguhnya Aku ini dekat dengan mereka, mengetahui keadaan mereka, dan mendengar doa mereka. Jadi, mereka tidak membutuhkan perantara dan tidak perlu bersuara keras. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku dengan tulus ikhlas di dalam doanya. Maka hendaklah mereka tunduk dan patuh kepada perintah-perintah-Ku serta mempertahankan iman mereka. Karena hal itu merupakan sarana yang paling ampuh bagi terkabulnya doa mereka. Mudah-mudahan dengan begitu mereka mau mengikuti jalan yang benar dalam semua urusan mereka, baik urusan agama maupun dunia.
Bisa kita lihat, inti paling utama adalah kita patuh dan taat kepada Allah
SWT. Baik do’a secara lisan maupun ibadah, jika ingin do’a kita didengar oleh
NYA, maka jadilah hambanya yang beriman dan bertakwa.
Itu dia sedikit ulasan do’anya. Sekarang kita lanjut ke ceritanya lagi, ya, hehe….
Baiklah, begini ceritanya:
PAPI mempunyai putri cantik yang sangat suka sekali menjahit. Bahkan, katanya dia suka tidur malam demi membuat pola-pola jahitan yang bagus, sekaligus mengasah dan menambah keilmuannya. Waw…! Rajin sekali dia, ya. Seperti lagu Bapak Haji Rhoma Irama, ya, “bergadang boleh saja asal ada perlunya”. Namun, tetap ga boleh keseringan, ya cantik, nanti kamu bisa sakit, loh.
Nama putri kami itu adalah Resita. Dia bersekolah di SMK Negeri 3 Cimahi; kelas 11 jurusan tata busana. Dia sangat ingin sekali mempunyai mesin jahit, selain agar ilmu dari sekolah bisa dia praktekan, juga ingin membuat usaha menjahit.
Pernah suatu waktu, putri kami itu bilang sangat ingin mempunyai mesin jahit agar bisa belajar terus dan mempunyai usaha menjahit agar mamah tidak perlu bekerja lagi. “Aku suka sedih melihat mamah bekerja keras, tetapi aku bingung harus bantu bagaimana. Saat ini aku hanya bisa berdo’a, berjuang menjadi anak yang solehah dan sekolah sungguh-sungguh,” Ujarnya.
Sebagai informasi, Ayah, Bunda dan Kakak-kakak sekalian, Resita sudah ditinggalkan oleh ayahnya yang menghadap sang Pencipta ketika masih duduk di kelas 7. Untuk membiayai Resita dan kedua kakaknya, sang ibu bekerja menjadi asisten rumah tangga. Berangkat pagi, pulang sore.
Setelah memasuki kelas 11, dan kemampuan menjahitnya semakin bagus, Resita mulai membangun cita-citanya, yaitu ingin segera memiliki mesin jahit. Kami menasihatinya agar jangan berhenti berdo’a, rajin shalat dan shalat duha. Alhamdulillah, tidak berselang lama, Allah SWT menghadirkan Bunda Maharani dan Ayah Sulaksono; mengabulkan do’a putri kami. Sebuah mesin jahit Allah titipkan kepada mereka.
Tanggal 26 September, adalah hari haru biru, karena senyuman dan tangisan bercampur di yayasan kami. Kami; para pengurus memberikan kejutan kepada putri kami itu. Sebuah momen yang tidak bisa kami lupakan saat tetesan demi tetesan air mata bahagia putri kami mengalir bersama rasa syukur yang terpanjat kepada Allah SWT. Terima kasih Ya Allah. Terima kasih untuk Bunda Maharani dan Ayah Sulaksono, semoga Allah membalas segala kebaikan Ayah Bunda berkali lipat dengan surganya yang terindah.
Kami tak mampu melukiskan kebahagiaan yang dirasakan putri kami, karena kami pun terpaku dan tak mampu beranjak dari kebahagiaan kami sendiri. Melihat putri kami yang do’anya dikabul oleh Allah SWT, jua kebahagiaan yang terpancar dari anak-anak binaan kami yang lain ketika melihat saudaranya bahagia. Selamat ya, Resita, semoga Allah selalu menjaga dan membimbingmu, nak. Aamiin
Dari kisah putri kami itu, kami menyadari bahwasanya do’a kita akan dikabul oleh Allah SWT disaat kita sudah pantas untuk menerimanya. Bagaimana kegigihan putri kami dalam beribadah, belajar dan menjaga dirinya untuk selalu menjadi seorang anak yang solehah membuatnya mendapatkan apa yang dia inginkan.
Terus bagaimana dengan do’a-do’a yang belum terkabul? Jangan pernah berhenti terus berdo’a dan memantaskan diri karena selalu ada nilai di dalamnya. Seperti yang dijelaskan dalam tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram mengacu kepada Surat Al-Baqarah Ayat 186 di atas.
Datang seorang lelaki kepada Rasulullah dan berkata: Wahai Rasulullah apakah Rabb kita dekat sehingga kita berbisik kepada-Nya atau Dia jauh sehingga kita menyeru-Nya. Nabi pun diam dan tak menjawab. Maka turunlah ayat (أجيب دعوة الداع). Dan dalam hadist shahih Rasulullah bersabda: tidak ada seorang muslim pun berdo’a dengan do’a yang tidak terkandung didalamnya dosa atau pemutusan silaturrahim kecuali Allah akan mengabulkannya dengan satu diantara tiga pilihan; memberikan apa yang ia pinta, menyimpan do’a itu untuk di akhirat, atau menolak kejelekan yang setara dengan nilai do’anya.
Luar biasa sekali ya kekuatan do’a itu. Mari kita semua selalu menjaga do’a kita terus mengalir.
Nah, itu dia share dan cerita kita kali ini di PAPI. Semoga bermanfaat, ya, untuk kita semua. Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan dan informasi, segala kekurangan dan kesalahan adalah milik kami dan segala kebaikan dan kebenaran hanya milik Allah SWT.
Oh iya, Ayah, Bunda dan Kakak-kakak sekalian jangan lupa ya, setiap kamis PAPI selalu mengadakan Do’a bersama dan santunan mingguan. Bagi Ayah, Bunda dan Kakak-kakak yang ingin hadir berdo’a bersama silahkan datang ke Yayasan kami atau yang tidak bisa hadir bisa menitipkan do’anya biar kita do’akan bersama, ya.
Terima kasih dan selamat beraktifitas.
#YatimDhuafa #YayasanPAPI #PundiAmalPelitaIndonesia #MariBerbagi #MariSedekah #MuliakanYatim #IstanaYatim