Memperoleh Surga dengan Menyantuni Anak Yatim

Donasi Online, Santunan Pendidikan Yatim dan Dhuafa Yayasan PAPI, 0822-1177-1600

Untuk memperoleh syurga yang telah Allah SWT janjikan, tentunya terdapat banyak cara dan tindakan baik yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan menyantuni dan memuliakan anak yatim. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwasanya mengistimewakan anak yatim dalam islam adalah suatu perbuatan yang amat sangat mulia. Bahkan Rasulullah saw. Telah menegaskan bahwasanya “seorang muslim yang menyayangi anak yatim akan berada dekat denganku (sambil mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya berdampingan)”. (H.R Bukhari)

Sebuah kisah menceritakan tentang bagaimana baginda Nabi besar Muhammad saw. begitu menyayangi anak yatim. Suatu hari beliau sedang berjalan seorang diri hendak berangkat shalat ied, kemudian beliau bertemu dengan seorang anak yatim yang kehilangan bapaknya dalam peperangan. Lantas beliau merawat anak yatim tersebut, dengan memberikannya pakaian yang indah dan memberinya makan sampai kenyang, dan menyuruhnya untuk ikut bermain dengan anak seusianya. Sepeninggalan Rasul, anak tersebut dirawat oleh Abu bakar.

Melalui Al-Qur’an, Allah swt. yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang turut memerihtahkan hamba-Nya, untuk berbelas kasih terhadap anak yatim. Disebutkan sebanyak 23 kali di dalam Al-Qur’an, mulai dari apa itu anak yatim, keistimewaan memuliakannya, sampai dengan akibat jika bersikap kasar dan menelantarkan anak yatim.

Salah satunya tertuang dalam surah Al-Baqarah ayat 220 “Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim maka katakanlah ‘memperbaiki keadaan mereka adalah baik’.” (QS: Al Baqarah:220)

Dari ayat diatas, kita dapat mempelajari bahwa salah satu perbuatan bajik yang dapat menghantarkan manusia kedalam syurga-Nya Allah swt ialah dengan berbuat baik kepada anak yatim. Seperti yang dilakukan oleh manusia sempurna seperti Rasulullah Saw, perbuatan baik yang dapat dilakukan adalah dengan memberi mereka makan sampai kenyang, memberikan pakaian yang layak, dan mendandani mereka. Atau sesuatu yang dapat disesuaikan dengan zaman saat ini, seperti memberikan pendidikan yang layak kepada mereka, sehingga mereka juga dapat merasakan kenikmatan mencari ilmu dan dapat bersaing bersama dengan teman-teman seusianya.

Disamping perbuatan baik yang telah disebutkan diatas, perlu ditegaskan lagi bahwa menyantuni anak yatim tidak melulu soal memberi sedekah berupa uang. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits “Senyummu untuk saudaramu adalah sedekah. Usahamu untuk mengajak kepada kebaikan dan melarang keburukan adalah sedekah. Usahamu untuk menuntun seseorang yang tersesat menuju jalan yang lebih baik adalah sedekah. Memberikan yang kita miliki adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah. Pandanganmu yang peduli kepada mereka yang buruk rupa adalah sedekah. Sedekah yang paling tinggi nilainya adalah nafkah yang diberikan suami kepada istrinya.” (HR. Tirmidzi)

Pengajaran baru lagi yang dapat kita ambil dari hadits diatas ialah bahwa bersedekah bisa dilakukan dengan memberikan senyum yang tulus dan saling mengingatkan dalam kebajikan. Masih banyak yang menatap anak yatim dengan tatapan merendahkan, dan mengasihani mereka tanpa berbuat apapun. Maka dari itu, jika kita tidak mampu memberi secara finansial hendaklah merubah sikap kita saat bertemu dengan mereka dengan memberikan tatapan tulus yang menyiratkan kasih sayang, hal sesederhana tersebut justru memberi pahala yang juga berlimpah sampai tidak kita sangka-sangka.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *